Pada kesempatan kali ini saya akan membahas kebudayaan indonesia yang terlupakan. Kalau membahas tentang budaya indonesia saat ini saya ini sangat prihatin, karena orang-orang zaman sekarang ini mulai perlahan-perlahan meninggalkan kebudayaan indonesia dan menggantinya dengan budaya orang-orang barat. Terutama untuk kaum muda-mudi saat ini. Walaupun sebenarnya mengikuti perkembangan zaman itu baik, namun kita semua juga harus melestarikan kebudayaan kita sendiri jangan malah meninggalkannya. oke kita ambil contoh saja Anak-anak jaman sekarang. Anak-anak zaman sekarang itu lebih cenderung asik nonton tv, bermain gadget atau device ketimbang bermain permainan tradisional, waktu usia saya masih seumuran mereka saya itu masih senang sekali bermain bersama teman-teman, bermain petak umpet, bermain kejar-kejaran, bermain benteng, bermain kelereng, bermain tak jongkok, bermain galasin, dll. Maka sudah kewajiban kita untuk mengingatkan adik-adik kita tercinta untuk melestarikan kebudayaan indonesia khususnya permainan tradisional. Berbicara tentang permainan tradisional, saya akan membahas beberapa permainan tradisional yang mulai terlupakan.
Galasin
Galah asin atau di daerah lain disebut galasin atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
contoh gambar galasin
Petak Umpet
Siapa yang tidak kenal dengan permainan yang mendunia ini? Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja sebagai tempat jaga supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh tempat jaga. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
contoh gambar petak umpet
Engklek
Engklek merupakan permainan tadisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah. Permainan ini berbentuk kotak-kotak yang menyerupai tanda tambah namun memiliki kotak-kotak. Pemain harus loncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak satu ke kotak, sambil memegang sebuah pecahan eternit untuk dilemparkan ke masing-masing kotak dan kemudian melakukan lompatan ke dalam kotak-kotak tersebut. Setelah selesai lompat ke semua kotak, pemain mengambil pecahan enternit tersebut kemudian dilemparkan lagi kotak selanjutnya tapi dalam melempar tidak boleh melebih batas kotak yang telah disediakan jika melebihi batas kotak yang telah disediakan maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain lagi.
contoh gambar engklek
Bentengan
Bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai 'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh pohon, tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan ketika menyentuh markasnya. meneriakkan kata “benteng”.
contoh gambar bentengan
Namun sungguh sangat disayangkan keempat permainan diatas itu sekarang ini sudah mulai ditinggalkan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan permainan diatas mulai ditinggalkan diantaranya adalah :
1. Sarana dan tempat bermain tidak ada,
2. Adanya penyempitan waktu, terlebih lagi semakin kompleknya tuntutan zaman terhadap anak yang semakin membebani,
3. Permainan tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak memakan tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun malam bisa dilakukan, serta tidak perlu menunggu orang lain untuk bermain,
4. Terputusnya pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana mereka tidak sempat mencatat, mendata, dan mensosialisasikan sebagai produk budaya masyarakatnya kepada generasi di bawahnya. Budaya instan yang sudah merasuk pada setiap anggota masyarakat sekarang juga memberikan sumbangan hilangnya permainan tradisional. Kita selalu terlena oleh budaya cepat saji, yang penting sudah tersedia dan siap “dimakan “ tanpa harus melalui proses.
Oke jadi kesimpulannya adalah kita harus melestarikan budaya Indonesia khususnya permainan tradisional, kepada adik-adik kita tercinta, agar mereka semua mau secara perlahan untuk mengurangi kebiasaan mereka untuk tidak bermain gadget atau devices nya secara terus menerus.
okey mari kita lestarikan budaya kita sendiri sebelum budaya kita diakui oleh bangsa lain...